Assalamualaikum Wr. Wb.---Selamat Datang di masitan70.blogspot.com---SEMOGA BERMANFAAT!!!

Rabu, 28 Oktober 2015

Bismillahirrohmanirohim

Suara azan itu menggerakkan hati untuk bertemu dengan Alloh. Azan itu terdengar syahdu disiang yg berkabut ini.

Kupahami, manusia berpindah dan berkembang setiap harinya. Segala interaksi dengan apapun nyatanya mempengaruhi cara kita memahami sesuatu. Hari ini, kisah mengispirasi datang dari film yg kulihat. "PERJALANAN HIDUP SEORANG GURU KH. RAHMAT ABDULLAH. Yang menghabiskan umurnya untuk berdakwah di jalan Alloh swt. Dimulai dari dirinya, keluarga nya, kehidupan bermasyarakatnya. Begitu dermawan, santun, bijak dan tegas. Sosok suami yg romantis, pengasih, lembut. Sosok ayah penyayanh dan bijak. Adakah lagi sosok dirinya saat ini? Beliau wafat di tahun 2005, meninggalkan satu istri dan 3 putri. Sungguh baik mereka-mereka yg membuat film dokumentasi ini. Semoga Alloh Swt memberi fahala bagi mareka.

Intisari yg kuperoleh, bahwa hidup ini seperti buku. Ada masa untuk hidup yg dibagian permulaan kita akan menuliskan seperti apa jati diri kita yg harus dipegang dan dijalankan seterusnya selama masih ada nafas. Ada bagian isi, beragam kisah tentang perjuangan dan segala interaksi dan catatan hidup yg nanti akan diperhitungkan dibagian akhir. Dihabiskan untuk apa? Mengerjakan apa? Apa saja kah ilmu yg telah diperolah itu? Apa yang telah diamalkan? Dan dibagian akhir buku, tentang kisah bagaimana kita mengakhiri kematian itu dengan jati diri sebagai apa? Dan bagaimana diri akan dikenang? Berapa banyak mereka yg berdoa dan menghantarkan kita ke peristirahatan terakhir. Dan apa yg kita akan bawa pulang untuk bertemu dengan Nya? Karena bagian akhir ini penentu bagaimana hidup kita akan ditutup.

Segalanya berbatas, ada waktu yg telah ditentukan. Sebagaimana manusia seharusnya memahami, hidup ini pilihan. Surga dan Neraka juga pilihan. Pintu yg mana yg ingin dimasuki. Segalanya bergantung nafsu, hati dan iman.

Alloh Maha berkehendak terhadap sesuatunya. Segalanya telah tertulis jelas, bahwa usia kita berbatas waktu. Aku akan mati, kalian juga akan mati. Dapat kah kita bersiap??

Senin, 19 Oktober 2015

Suamiku, Aku mencintaimu

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa mencintai itu sangat membahagiakan.

Menikah, memutuskan bersama karena Alloh. Bersaksi dan berjanji akan hidup bersama selamanya, dalam akad yg sakral dan indah.. kini aq menjadi istri.

Betapa sangat bersyukurnya hati ku, akan nikmat Alloh yg begitu membahagiakan ini. Kini dia menjadi milikku. Suamiku.

Bismillahirohmannirohim. Niat tulus ini kuawali. Dan Alloh memberiku banyak hal yg membahagiakan ketika bersamanya.

Alloh memberi ku cinta, dan rasa mencintai dan dicintai. Kini benar kuakui. Bahwa menikah menjadikan hati sepenuhnya mencintai. Sepenuhnya, tanpa meragu. Dan mencintai itu sangat indah. Perasaan yg tak pernah kualami sebelumnya. Mencintai, sangat sangat sangat membahagiakan. Bahagiaku karena cinta ini telah kuberikan dan hanya ku peruntukan kepada suamiku. Semakin aq menghabiskan waktu dengan nya, semakin lama aq memandangnya, nyata nya ada rasa sayang yg sangat besar di hatiku pada nya.

Dalam sujud ku, hatiku berharap, kita akan bersama untuk selamanya. Hatimu, dan terutama hatiku dipenuhi rasa cinta berlebih dalam setiap tarikan nafas. Bersama, saling mencintai.

Suamiku, aq mencintaimu karena Alloh.