Bila hidup begitu mudahnya,
bagaimana kita mengenal kata belajar??? Mungkin kita selalu menyalahkan waktu.
Atau mungkin bahkan menyalahkan Tuhan akan hidup yang dirasa kacau dan
berantakan. Kita akan mulai mempertanyakan Tuhan. Dimana Tuhan? Mengapa Cobaan
dan ujian yang diberikan begitu sulit dan serasa bom yang akan siap meledakkan
kita dalam sedetik? Begitu sakit dan menyiksa?
Mungkin kita selalu mendengar
ceramah ustad, atau mungkin dari mereka yang wawasan hatinya akan ketuhanan
lebih dalam, bahwa Tuhan tidak akan menguji diluar kemampuan hamba-Nya. Tuhan
tahu, karena itu Tuhan uji. Itu benar kawan. Pahamilah, bahwa terkadang banyak
nya masalah menempa hidup untuk menjadikan kualitas diri akan lebih baik. Kita
hanya banyak mengeluh. Jadi berhentilah. Dan lihat sisi yang tiada dirimu
sangka-sangka. Bahwa ternyata ada banyak rencana Tuhan yang baik. Kita
mengeluh, karena kita tidak paham maksud baik Tuhan.
Kehidupan dunia memang siklus
atau perputaran masalah. Ada manusia yang piawai menghadapi masalah sehingga
mereka bisa melewatinya dengan baik bahkan menikmatinya. Namun, ada juga manusia
yang tidak pandai menghadapi masalah dunia (termasuk diriku) sehingga mereka
pun frustasi dan tersiksa. Maka, yang jadi persoalan itu bukanlah masalahnya,
akan tetapi sikap manusia itu sendiri dalam menghadapi masalahnya.
Dalam hal jodoh, terkadang orang
yang kita temui hanya datang menyapa. Terkadang ada yang menetap dihati. Cukup
lama dan membekas. Mungkin juga melukai. Mengecewakan... Namun percayalah
rencana sang khalik. Tuhan terkadang akan mempertemukan kita dengan orang-orang
yang salah. Agar kita paham tentang kata “salah” dan kesalahan itu sendiri.
Agar kita paham dan melihat dengan mata terbuka lebar bahwa akan ada yang lebih
baik telah dipersiapkan Tuhan, untukmu... dan jodohmu. Kita hanya tidak sabar.
Kita hanya banyak mengeluh.
Bila memang mereka yang datang
melukai hatimu, menyesakkan dadamu. Maafkan saja mereka. Bila bukan rencana
sang Khalik, kita tidak akan bertemu orang itu. Anggaplah dan memang ini hanya
ujian Tuhan untuk melihat kualitas dirimu. Sabarkah? Atau banyak mengeluh?
Jangan membenci kawan! Membenci
itu sangat merepotkan. Kita akan terus memikirkannya. Ya kita akan terus
mengingatnya. Namun, waktu akan mengerti dan menjadi sahabat yang membantu kita
untuk melupakannya. Jangan dipaksa untuk direset ulang. Kepala kita bukan komputer
yang dapat diinstall ulang atau direstat kembali. Kepala kita lebih dipengaruhi
hati. Jadi, janganlah dipaksa untuk melupakan orang-orang yang pernah
menyakiti. Maafkan saja dan bukalah lembar kertas baru yang kosong. Mulailah
dari titik nol. Itu akan lebih baik.
Ingatlah kawan, terkadang setiap
mereka yang datang telah memberikan banyak kebaikkan dan ketulusan padamu.
Cukup ingat saja. Jangan membenci. Karena dulu dia telah baik, karena dulu
telah terbagi tawa. Karena dulu ada waktu bersama. Ini kenangan yang diberikan
Tuhan. Jadi simpanlah. Bila terkadang dia lah yang membenci kita dan waktu
menguji kita dengan mempertemukannya disetiap waktu, bersabarlah. Memang keadaanya
tidak akan sama lagi. Mungkin dia telah melanjutkan hidupnya dengan membawa kenangan
buruk dirimu. Ini pasti akan merepotkan. Tapi percayalah. Kedewasaan seseorang
bukan dilihat dari berapa matang usianya. Bukan dari berapa banyak masalah yang
dilewatinya. Namun, seberapa kuat dia. Dan bagaimana dia bersikap untuk
melewatinya. Buatlah perpisahan yang indah. Dengannya dan hatimu. Karena bila
waktu sejenak menghentikan langkahnya, dia akan tau. Bahwa hatimu tegar dan
mampu memaafkannya.
Tuhan melihat dan tidak tertidur.
Tuhan memahami setiap langkah dan keputusanmu. Tuhan akan mengganti setiap
sakit dan luka hatimu dengan rencana-Nya yang lebih istimewa lagi. Dan kawan, buatlah
Tuhan tersenyum.
Kutulis berdasarkan kisahku sendiri dan kisah sahabatku, Lia Nova Sari. GanbaTTe Lia. . .!!!! ^-^
Ita