Sangat disayangkan memang, keputusan yang diambil terburu-buru tanpa berpikir panjang. Diambil dalam kondisi emosi yang jauh dari Allah Swt. Kondisi marah atau semacamnya. Penyesalan tentu saja munculnya belakangan. Muncul disaat hati dan pikiran telah berada pada posisinya. Kondisi yang nyaman dan jauh dari tekanan.
Usia matang, bukanlah menjadikan alasan seseorang akan selalu dewasa dalam mengambil keputusan. Kecenderungan untuk terburu-buru dan cepat kadang lebih di dominan oleh mereka yang katanya berumur matang. Kesimpulannya, usia tak dapat dijadikan alasan.
Menikah karena ibadah.
Karena Allah.
Adalah alasan yang terbaik bagi seorang insan.
Memang, mencintai dan dicintai dapat dilalui ketika proses menikah itu dijalani.
Mudah memang. Katanya
Begitulah, siapa yang kita temui, dan bersama kita dapat diibaratkan dengan seseorang yang melakukan perjalan panjang dengan bus. Kenapa? Terkadang bus yang kita naiki berhenti dan mengangkut penumpang baru, kita berkenalan, mengobrol panjang, menceritakan perjalan jauh sebelumnya, tertawa, dan ternyata akan ada pemberhentian selanjutnya. Penumpang baru itu akan turun. Akankah kita mengikuti atau tetap di bus. Atau menunggu pemberhentian selanjutnya? Semua terserah dikitanya. Begitu sederhanakan? Ya begitulah aku menanggapi perjalanan hidup ini. Siapa yang akan kutemui, siapa yang bersamaku atau siapa nanti yang akan datang dan pergi. Kesiapan hati untuk menghadapinya. Itu saja.
Permasalahannya, adalah bagaimana cara kita merespon sesuatu. Baikkah? Dengan marah kah? Atau dengan ketenangan dan berpasrah pada Allah, Itu adalah pilihan kawan.
#Sulitnya menjadi wanita yang tawadhu.
Semangat!!!! Ganbatte.!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar