Assalamualaikum Wr. Wb.---Selamat Datang di masitan70.blogspot.com---SEMOGA BERMANFAAT!!!

Selasa, 26 November 2013

BUSTAANUL ULUUM

Episode Satu….

Profil Sekolah: Bustaanul Uluum Teluk Dalam merupakan Yayasan Pendidikan yang terdiri dari MAS, MTS, dan MIS. Berdiri tahun 1982. Ada 3 kepala sekolah dalam kawasan ini. Terletak di tengah perkebunan sawit PT PADASA Teluk Dalam. Memiliki tiga (3) bangunan induk. Dikepalai oleh 1 ketua Yayasan. Sekolah ini di bawah naungan DEPAG dan perkebunan. Karena hampir 90% guru-guru yang mengajar berstatus karyawan.

Ini adalah sekolah pertama tempatku mengajar selepas lulus kuliah. Sekolah pertama tempatku mulai mempraktekkan ilmu yang aku kumpulkan selama 4 tahun di UNIMED. Guru-guru dan kepala sekolah yang ramah dan bersahabat memudahkan ku untuk bersosialisasi. Tidak ada masalah sama sekali. Akupun mudah mengakrabkan diri. Bila sedikit membicarakan tentang guru-guru Bustaanul Uluum, kita akan merasakan keeratan persaudaraan didalamnya. Selidik punya selidik ternyata semua nya saling bertaut bersaudara. Mengagumkan bukan? Semua saling peduli satu sama lain, serasa kita tidak berada disatu naungan sekolah. Namun, seperti cakupan keluarga besar. Usia guru-guru nya pun mayoritas telah lanjut. Bahkan beliau-beliau itu masing-masing pernah menjabat sebagai kepala sekolah. Jadi dapat disimpulkan, semua saling mengerti untuk urusan kepemimpinan. Seiring beranjaknya waktu, mulailah masuk tendik yang berusia muda. Sedikit ada warna baru katanya. Disinilah proses pembelajaran kedewasaanku dimulai.

Setiap harinya aku mulai belajar memahami arti hidup disini. Ternyata kenaifan kita selama menimba ilmu dikuliahan tidak begitu mudah dipraktekkan di tempat ini. Tidak hanya ilmu pengetahuan yang harus kita punya, namun keluasan hati dan belajar ikhlas dalam mengajar dan memberikan ilmu ke anak didik. Kebanyakan murid-murid di Bustaanul Uluum ini adalah siswa yang tidak mampu. Baik itu tidak mampu secara akademik sehingga tidak diterima disekolah negeri dan menjadikan bustaanul uluum pilihan terakhir, baik itu karena tingkat kenakalan yang tinggi, ataupun karena biaya pendidikannya yang relatif murah. Hmmph… ini adalah tantangan kawan. Ini memang benar-benar suatu proses pembelajaran diri bagi kita seorang tenaga pendidik. Stress awalnya bagiku. Namun, banyak guru yang memberiku petuah dan nasehat sehingga aku dapat memahami dari sisi lainnya. Dan? Aku berhasil. Stress itu hilang, dan aku mulai menikmati mengajar disini. Benar-benar kubuka hati dan mataku melihat keadaan para siswa dan sekolah ini. Tidak seperti sisi buruk yang dipikirkan kebanyakkan orang. Capek-capeknya pun dan sedikit berhonor disini aku mulai belajar ikhlas. Dan aku bahagia disini. Anak-anak itu hanya perlu diberi kejelasan ilmu dengan cara mereka, bukan dengan cara kita (guru) yang monoton. Jangan emosi menghadapinya, walaupun begitu nakalnya, ternyata mereka membutuhkan perhatian kita karena mereka kurang mendapatkan itu dalam keluarganya. Belajar menyayangilah istilahnya. [hehehehe…praktek jadi guru yang penyayang]. 

Saatku benar-benar mengamati murid-murid disini, kenyataan pahit mulai kumengerti. Ada dari mereka yang harus mencari uang untuk melanjutkan sekolah dengan bekerja diakhir pekan “mengegrek sawit”. Ada sebagian yang kenyataannya memiliki keluarga "broken home". Membuat mereka harus keras menghadapi hidup. Bukan tidak mau mereka lebih awal masuk sekolah atau sedikit absen yang mereka punya, mereka terpaksa bekerja membantu perekonomian keluarga. Fakta yang diperlihatkan hidup, kebanyakan dari mereka tidak mampu melanjutkan kuliah, tidak mampu mengikuti les tambahan, tidak mampu membeli buku-buku yang mendukung lainnya, setamat kuliah hanya bekerja sebagai buruh atau karyawan biasa, atau hanya menjadi ibu RT selepas tamat sekolah….membuat kebanyakan dari mereka malas belajar. Bagaimana ini? Pahamkah Pak Presiden, ga semuanya dapat hidup layak untuk melanjutkan hidup. Calon-calon penerus bangsa ini, untuk mereka yang berada di perkampungan hanya lah berakhir seperti itu saja. Jadi jangan bicara kurikulum apa yang harus kita buat lagi, tapi beri kesempatan bagi anak-anak ini dengan memberi buku-buku gratis yang menyebar merata, jangan hanya bersebar disekolah-sekolah negeri. Mereka anak-anak yang bersekolah di swasta biasa dan sederhana ini juga anak-anak bangsa yang harus diperhatikan. [wah saya jadi merepet dengan Negara…maaf ya Pak Presiden!!!!]. Tolong perhatikan mereka juga. Mereka juga layak mendapat bantuan…

Bersambung…..

Minggu, 17 November 2013

Percayalah

Hari ini aku memahami, terkadang marah nya orang tua disebabkan karena memiliki rasa cemas, peduli yang sangat besar pada anaknya. Pemahaman, yang harus menuruti semua hal yang diminta orang tua. Adalah suatu keharusan. Ya... Tiada pengecualian. Namun, orang tua harus mempercayai anaknya, bahwa anaknya mampu. Anak, harus diberi rasa percaya diri dan kesempatan untuk membuktikan diri bahwa dia bisa. Bahwa dia bisa mandiri. Percayalah... Itu sudah sangat cukup.

Rasa kepercayaan dan tanggung jawab yang selalu diberikan seorang ayah pada anaknya. Rasa sayang dan cemas diberikan pada seorang ibu, adalah harta terbesar untuk seorang anak. Percayalah. Hanya itu. . .
Kita sebagai anak selalu melihat dari sudut pandang yang salah, percayalah hanya kedua ibu bapak harta terbesar dalam duniamu.

Kamis, 07 November 2013

Merah

Merah, Aku suka merah. . .warna yang cas dimata. Dan alasan itu semua disebabkan Merah atau warna merah adalah warna di frekuensi cahaya yang paling rendah yang kelihatan atau dapat ditangkap pada mata manusia. Cahaya merah mempunyai panjang gelombang dengan jangkauan sekitar 630-760 nm. Sedangkan darah yang diberi oksigen menjadi berwarna merah karena adanya hemoglobin. Cahaya merah adalah cahaya yang pertama diserap oleh air laut, sehingga banyak ikan dan invertebrata kelautan yang kelihatannya merah saga (merah cerah) menjadi kelihatan hitam di habitat asli mereka (from wikipedia). 



Mengapa aku membahas merah. Karena ya ingin dibahas saja. Sebab semua nya merah terlihat dimataku hari ini. Merah melambangkan cinta kan? Menurutku begitulah. Namun, menurut seseorang yang menulis dalam blognya, bahwa mereka yang menyukai merah memiliki karakter:
  • Cerdas, berani dan vokal! Mereka sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. 
  • Mereka juga suka berpetualang dan tak suka ditentang.
  • Penggemar warna merah biasanya adalah orang yang tegas, memiliki kepribadian yang cemerlang, kepemimpinan yang kuat, punya semangat yang tinggi, jiwa sosialnya tinggi dan menyukai koneksi dengan banyak orang. Orang yang menyukai warna merah adalah type yang senang dengan kesibukan yang membutuhkan energi yang tinggi seperti berbicara, presentasi, dan membuat koneksi baru.
Ga sepenuhnya benar sih, buktinya.... diriku sangat tidak menyukai berada di tengah keramaian orang. Lebih merasa bahagia berada di depan TV dengan acara kesukaan, makan gorengan dan es krim (^o^). Atau mungkin aku yang salah kali ya, bukan merah yang aku sukai. Hohohoho.

Rabu, 06 November 2013

Guru Yang Ngedumel

Jadi guru memang harus memiliki kesabaran tingkat tinggi. Bukan namanya guru jika hanya bertampang emosi. Apalagi jika sepatu mendarat ke kepala siswa dengan kecepatan tinggi. Itu sih preman pasar. (^o^). Guru selalu berinteraksi dengan berjenis-jenis kepala yang ingin tahu. Bagaimana cara guru mentransfer ilmu dan keperibadian baik, itulah masalah pokoknya. Berganti-ganti kurikulum sesuai mentri yang menjabat, sebenarnya punya maksud yang sama saja. Hanya, cara mempresentasikannya lah yang berbeda-beda.


Banyak yang dituntut dari seorang guru, guru harus memahami konsep ilmu yang diampunya, menguasai keterampilan pedagogiknya. Ssemuuuuuuuanya. Wajib ada dulu di kepala si guru. 
Umumnya mereka diluar sana menganggap jadi guru itu pilihan terakhir dan mudah dilakukan. Tinggal ngajar aja. Kasi PR. Kasi catatan. Sudah deh. Hmph, jika memang begini mudahnya, mengapa perlu ada universitas pendidikan yang kuliahnya selama 8 semester yang dibahas itu cara ngajar doang? ga percuma dung ada dosen yang gelarnya hingga profesor ahli pendidikan yang bahas itu semua, jika memang mengajar itu mudah.

Mengajar itu, kesimpulan Saya, selama kuliah 4 tahun di UNIMED dan jadi tenaga pendidik baik guru privat dan kelas, saangaat sulit. Membuat siswa yang ga tahu jadi tahu itu mudah. Tapi buat siswa tahu tujuan dia belajar dan diaplikasikan dalam hidup nya. Itu sangat tidak mudah. Mengertikah kawan, jadi guru haruslah datang dari hati. Apapun alasannya, dan semua embel-embelnya. Tetep....datang dari hati.  

Guru itu contoh, dan ini adalah poin yang paling sulit dimengerti guru itu sendiri. Apapun itu, siswa akan memperhatikan. Dan fitrahnya, guru kan manusia juga, bukan Nabi yang bisa sempurna. Tapi Bagaimana lagi, Tun-tu-tan!! Guru memang harus sempurna, sifatnya, cara bicaranya, ilmunya, de-el-el.

Kesabaran. Memang Hal yang mudah untuk dikatakan. Guru harus punya itu. Guru tetap harus bijak. Ga boleh marah. Bila pun emosi setinggi ubun-ubun, haruslah marah dengan elegan. Beretika gitu maksudnya. Ga boleh dung, semua jenis binatang di hutan disebutin. JADI, untuk anak-anak diseluruh Nusantara dan di belahan dunia manapun, Hargailah Gurumu. Dan tetap jadikan gurumu sebagai guru. 

Selasa, 05 November 2013

Ngalor Ngidul

Bekerja memang membutuhkan keikhlasan dan ilmu. Kenapa ilmu? Ya, agar kita dapat ngendaliin diri bila ternyata faktanya tak seperti yang kita pikir dan inginkan. Kadang kerja ini ngebosenin. Kadang sangat menarik juga. Perasaan hilang bila sehari z ga berangkat kerja. Pa lagi untuk ku yang bekerja di Laboratorium. Bekerja diam dan berfikir. Yup benar-benar bekerja mandiri dan individual. Asik memang, bila kita sedikit berinteraksi dengan banyak orang, ga harus duduk manis berpura-pura senang, atau duduk dengan wajah yang senang mendengarkan gosip-gosip orang, atau berusaha sok ngerti ketika jadi tempat curhatan. Wajah lugu ku terkadang jadi tempat curhatan orang lho, walau sebenarnya aku setengah hati mendengarkan, tapi anehnya aku cepat menyimpulkan dan memberikan solusi berdasar cerita orang tersebut. dan bukan diriku jika aku membela satu pihak. Aku sering melihat dari sisi yang lainnya. Dan tentu saja, akhirnya aku jadi nenek tua yang memberi petuah berdasar pengalaman pikiranku saja bukan pernah dialami lho... hehehehe.

Banyak nya mereka yang curhat, terkadang menjadi inspirasiku dalam menulis blog ini. Jadi, ga sepenuhnya adalah pengalaman pribadi. Faktanya, banyak cerita dan kisah yang terserap ke otak ku membuatku terkadang merasa aku lah si orang nya. Terbawa-bawa gitu. Aduh pusing juga. Namun, belakangan aku belajar menuliskan semua kisah itu agar tak tertimbun dan busuk di kepalaku. Ya... kepala kan bukan komputer yang dapat di-instal ulang. Dengan syarat, tak sejelas-jelasnya indetitas si pencurhat ku tuliskan. Cukup kisahnya saja. Semoga si pencurhat senang. Bahwa kisahnya dapat jadi bahan tulisan dan mungkin saja ujung-ujung nya jika sebuah penerbit yang membaca blog ini dapat dibukukan. Heheheh ---#ngarep.

Begitulah, hari ini hanya ingin menulis ini saja. 
#bertempat dikantorku yang sunyi dan tersayang_Laboratorium DIKDASMEN. (Hehehehehe) 

Nur Jannah, Temanku Yang Unik.

Namanya Nur Jannah, biasa dipanggil Jannah. Berkacamata. Selalu Berjilbab. Usianya berkisar 23 Tahun. Adalah teman kuliahku. Kami sekelas. Tidak terlalu akrab memang. Namun, aku mengaguminya. Penampilan nya yang cuek. Hobinya yang membaca komik hingga setua itu (Hhehehe...Maaf Jannah). Membuatku terkadang selalu memperhatikannya dikelas. Anak nya baik. Walau terkadang ngeleneh. Dan sering buat kesal banyak orang. Termasuk aku.

Dan hari ini tanggal 3 November aku bertemu dengannya setelah sekian lama sejak wisuda. Kangen juga. Kami ketemu dilokasi tanpa janjian terlebih dahulu. Yup, tepat ujian CPNS di Tanjung Balai. Kaget dan sangat senang sebenarnya. Tapi tetep bukan janah namanya, jika sifat cueknya ga dilihatin gitu. (Hahahaha)
Dua puluh menit sebelum ujian berlangsung, dimana semua orang sibuk menghapal dan berdoa didalam hati, kulirik janah, eh... ternyata dia malah sibuk membuka bungkusan komik, yang kuyakini baru dibelinya. Dan??? Benar saja, Janah malah membacanya bukan menyibukkan diri seperti peserta ujian lainnya. Janah-janah memang lah begitu, unik dan mengagumkan.

Ini semua mengingatkan aku pada-nya beberapa waktu yang lalu. Janah lah yang membuat aku, asko dan hendri bertaruh untuk menang bermain rubik. Permainan gila kata pacarku. Permainan yang membuat pusing. Tapi, tidak untuk janah. Dia selalu membawa-bawa rubik kemana pun. Bermain disudut kelas, bahkan disaat dosen yang berceramah memberi kuliah. Awalnya kebiasaan Jannah ini tidak aku pedulikan, Namun... belakangan Jannah selalu duduk disampingku dan bermain rubik bahkan tanpa melihatnya. Penasaran dung. Tentu saja. Dan semua ini adalah awal bagiku menyukai rubik juga. Jadilah Jannah dosen kami belajar rubik. (ckckckck....) Dan ternyata tak ada yang mustahil bila kita percaya kita bisa, dan rubik bukanlah milik orang jenius saja (Aku sempat mengganggap Janah sangat-sangat-sangat jenius. hahahaha).

Dan jannah memang sangat jenius menurutku. Sering dikelas aku memperhatikannya. Dia tak banyak bicara. Bahkan teman akrabnya hanya Fenisa saja. Sering membaca komik bahkan koran, dengan terkadang mengacuhkan dosen di depan. Tapi jreng-jreng bila ada pertanyaan dalam diskusi yang ga ketemu solusinya jannah terkadang yang memberi penyelesaian tanpa keterangan berbelit-belit. Mengagumkan.

Apalagi urusan pengetahuan agama. Jannah termasuk anak yang dalam mengetahui hal itu. Lulusan pesantren. Hmph....ini alasan kagumku selanjutnya.

Untuk masalah logika, pernah sekali waktu dia berdebat dengan temanku Salim dan hendri. Nampaklah, cara penyampaian yang lugas dan tepat. Tidak bertele-tele. Dan sangat mudah dimengerti. Masalah penampilan? Hmph cuek sangat. Dia tak memperdulikan pakaian apa yang dipakai orang lain. Bahkan dengan pakaiannya sendiri yang tidak heboh mengikuti fashion. Begitu sederhana. Apa adanya. 


Hmph, Jika diriku ditanya siapa teman special yang kukagumi. Jannah adalah orangnya. Sangat mengagumkan dan terinspirasi. Hahahahaha. #Cayo_Jannah!!!!!

Senin, 04 November 2013

It's All about Your Heart

Hati, adalah tempat untuk menyimpan rasa dan luka kehidupan seorang insan. Menjadi rahasia terdalam yang dapat tersimpan rapat dan enggan untuk membocorkan. Tiada yang akan lebih mengerti dalamnya, sakitnya, melebihi hati yang sangat mampu memahami. Jadi berhentilah, berkeluh kesah dan mengutuk dunia bahwa hatimu terluka.

“Ini adalah mengenai hati yang mencintai” 

Tidaklah semua insan yang dapat mencintai cintanya dengan hati. 
Mencintai namun tidak dengan hati, akan membuatmu terputus akan hal arti sejatinya cinta itu. 
Cinta itu bukanlah untuk memiliki. Cinta adalah bersama untuk saling bahagia. Hanya itu. 
Cinta bukanlah karena apa-apa nya. Cinta hanyalah untuk membuatnya bahagia. 
Cinta bukanlah untuk meminta. Sejatinya cinta adalah pengorbanan. 
Cinta bukanlah takut dilukai. Sebenarnya cinta janganlah melukai. 
Cinta tidak menuntut untuk selalu dimaafkan, cinta-lah yang harus memaafkan. 
Mengerti-kah? Jangan menuntut dicintai. Tapi mencintailah sebanyak-banyaknya yang kamu bisa. 

Tidak akan ada sakit bila hati mampu mencintai. Tidak akan ada hati yang mati. 
Cinta akan selalu memaafkan. Cinta akan selalu memberi sebanyak-banyaknya. 
Cinta akan dipahami tanpa kamu harus mengatakannya dengan tegas bahwa kamu mencintai. 
Bukan cinta, bila bersuara. 
Cinta seperti hati. 
Senyap.... diam... dan berarti. 

“Ini adalah mengenai hati yang merindu” 

Pahamkah? Merindu mampu menyakiti hati dengan kejamnya? 
Merindu memperdalam luka hati, bila hati tak mampu bersama dengan cintanya. 
Hati tak mampu berpura-pura bila dia telah merindu. 
Hati tak mampu berbohong. 
Hati tak akan berkaloborasi dengan suara untuk berteriak. 
Hati akan membicarakannya dalam diam. 
Bahwa merindu akan membahagiakan hati. 
Bahwa rindu dapat pula menyakiti hati. 
Pahamkah? Bila mencintai nya dengan hati, kamu akan memahami bahwa hatinya telah merindu. 
Dia tak akan menjelaskan dengan suara. Dia tak akan memperlihatkan dengan citra. Dia akan memahami dengan diam. Bagaimana seharusnya hati berkomunikasi. 
Hati akan merasakan walau terbenam jauh dibumi. 
Terhalang jarak yang jauh. 
Karena hati hanya dapat dirasa dengan hati. 

“Ini adalah mengenai hati yang tersakiti” 

Bagaimana deskripsi mengenai hati yang tersakiti itu? 
O.. tak akan sama untuk setiap orang. 
Tak akan sama aku dengan mu
Atau tak akan sama antara dia dan mereka
Narasikanlah dalam hatimu bagaimana hati mu yang tersakiti itu? Terluka dalam-kah? 
Sedalam apa....? Masih mampukah untuk memaafkan cintamu itu? 

Ya... kamu harus memaafkannya. 
Bahwa hatinya lah yang dulu kamu cintai. 
Bahwa hatinya lah dulu yang kamu rindukan. 
Hatinya lah dulu yang memberikan kedalamaian di hatimu. 
Hatinya lah yang dulu yang mampu memahami salah dan kurangmu. 
Jangan lumpukan ingatanmu akan kenangan yang telah terjalin. 
Simpanlah jauh dihatimu, kawan. 

Percayalah.... Tuhan telah memberikan waktu yang terbaik. 
Tuhan sedang mengajarkan mu arti masalah hati, masalah hidup, untuk mu mendewasakan diri. 
Mungkin dengan cara yang berbeda untuk setiap hamba-Nya. Dan caramu beginilah. 
Pahamilah. Tujuan dan maksud nya adalah sama. 
Agar hatimu dewasa.

Dewasakanlah hatimu secepat yang kamu bisa, kawan. 
Agar hati mu lebih cepat bahagia.
Ita