"Perjalanan waktu itu sangat mengherankan, namun lebih mengherankan lagi bagaimana seorang manusia melewati waktu yang dia punya"
-Kata-kata yang penuh makna, yang selalu ku ingat. Kata-kata seorang insan yang amat sholeh dan patuh pada Tuhannya-
Manusia selalu melupakan waktu yang dia punya. Mengganggap kebaikan Tuhan padanya terlalu sedikit. Melewati setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dalam hidupnya tanpa makna. Tiada arti. Begitulah manusia.
Setiap tahun nya di bulan yang sama, ditanggal yang sama, setiap insan akan mengingat usia dan perjalanan hidup yang telah dilewatinya. Hari dimana dia dilahirkan. Hari dimana pertama kali dunia ini disambutnya dengan tangis. Dan senyum bahagia ayah ibu nya dengan penantian yang panjang. Banyaknya harapan yang diberikan. Dan doa penuh kebaikan yang disampaikan oleh mereka yang menyambut kehadirannya di dunia. Kakek, atok, nenek, uwak, uda, abang dan kakak. Begitulah permulaan hidup seorang insan di dunia. Penuh doa dan harapan kebahagian.
Fase selanjutnya adalah fase dimana insan belajar tentang dunia yang dia pijak, bagaimana cara untuk tegak berjalan. Fase dimana insan jatuh-berdiri-dan jatuh kembali. Namun, adalah masa yang menyenangkan. Masa selalu ingin mencoba nya kembali, masa mencari tahu. Tangan ayah ibu akan tetap menyambut mengokohkan kita untuk tetap tegak. Mendengarkan tangis. Melihat kita besar dengan perlahan-lahan mengenal dunia asing setiap harinya. Tetap sabar mendengar ocehan ingin tahu. Tetap sabar menjelaskan agar kita dapat memahami. Selalu ada untuk melindungi.
Kita selalu menemukan permasalahan baru setiap hari, dan kita akan selalu mengadu pada ayah dan ibu. Mengharapkan pembelaan. Dan akan selalu ada pembelaan itu. Namun, beranjaknya waktu mengajarkan kita untuk mengadu kepada yang lebih kuat pelindungnya. Kepada Tuhan.
Tubuh yang lebih kuat untuk tegak, kepala yang telah terisi penuh dengan ilmu. . .membuat insan menyadari tentang kebesaran dan keagungan Tuhannya. Walau pembelaan itu tiada bersuara langsung seperti pembelaan ayah ibu, namun kita tau Allah selalu mendengarkan. Allah selalu ada.
Fase kedewasaan dimulai disaat insan mampu mendengarkan hatinya, sekelilingnya, dan mempelajarinya sendiri, mencari solusi, serta mampu mempertanggung jawabkan keputusannya. Mampu melihat masa lalu, kesalahan, hari ini dan perencanaan masa depannya. Bukan masa nya mencari tahu, tapi masa mencari solusi dan pertanggung jawaban kelak. . . kelak ketika kita kembali menghadap Pencipta.
Semua akan dilaporkan. Semua butuh penjelasan. Apa, Mengapa? Dimana? Siapa? dan bagaimana? Adalah belajar mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan yang akan dilontarkan Tuhan.
Mungkin Tuhan bersabar untuk kita, menyadarkan kita dengan kebesaran-Nya.
Kita lah yang seharusnya lebih peka.
Allah membenci orang-orang yang berputus asa.
Ini adalah tulisan yang amat berat untuk ku pikirkan. Tulisan yang menggambarkan keadaan hatiku yang telah berputus asa pada Tuhan. Kurangnya aku menyadari. Kurangnya aku melihat sekeliling ku. Membuat ku selalu mengeluh dalam hidup. Aku selalu berusaha mencari tahu. Dan kini aku berhenti. Aku ingin belajar mencari solusi dalam hidup yang diberikan Allah untukku. 1/4 abad. Usia yang sangat matang untukku.
Tanpa kusadari, aku memiliki ayah yang begitu peduli dan menjagaku, ku punya ibu yang selalu menyayangiku, ku memiliki adik yang sangat kusayangi dan menyayangiku. Ku memiliki mereka-mereka yang peduli dan memperhatikanku. Ku punya Allah yang selalu mempermudah ku. Menjagaku dan kupastikan Allah begitu menyayangiku.
Ku bersedia mempertaruhkan segalanya, untuk cinta dan waktu yang ku punya saat ini.
Terima kasih. Terutama untuk ayah ku. Dan aku sangat mencintaimu Ayah. Dengan jiwa dan hatiku. Ku selalu berdoa agar ayah dan ibuku akan selalu ada untukku. Saat ini hingga waktu yang panjang di masa depan.
Ini adalah doa dan harapanku di ulang tahun ku ini, Tuhan. Karena kini aku menyadari. Aku sangat disayangi dan aku mencintai keduanya.
I LOVE U MOM, I LOVE U DAD..